In Love In 17th - PART 1 -
IN LOVE IN 17th
Belajar
dari kisah sehari-hari, setiap pertemuan pertama pasti ada perkenalan, ada juga
yang namanya pendaftaran. Apapun itu pokoknya gak sah deh kalo gak mulai dengan
perkenalan.
Oke, Hai hai, ehem.. ehemm..
My name is Bunga. I’m a student. Nice to meet you,
bye!
Baiklah ceritanya dimulai.
Part 1
PENASARAN
!
Dua
hari lagi tanggal 11 Februari. Aku menunggunya, masih menunggu, terus menunggu
dan menunggu. Apa yang kutunggu? Entahlah, terserah, apapun itu aku hanya
menunggu. Eh, maksudku, entahlah apa itu akan terjadi atau terserah jika memang
tidak pernah terjadi. Apa yang terjadi? Apa yang sedang kupikirkan? Bingung,
ini alam mimpi atau alam nyata. Tidak keduanya. Ini dunia maya. Yeah, facebook.
Lima
hari yang lalu ku kirimkan permintaan pertemanan untuknya, namun hingga kini
dia belum mengkonfirmasi aku menjadi temannya. Mungkin karena dia belum
menganggapku teman, atau dia sama sekali tidak mengenalku. Tetapi setelah ku
pikirkan, kami memang tak pernah sempat untuk kenalan.
Pertama
kali aku melihatnya, terlintas dalam benakku “siapa dia?”. Benar-benar aku
tidak pernah melihatnya, wajahnya asing, jarang terlihat mungkin karena aku
yang tak pernah peduli dengan orang yang tidak ku kenal. Saat itu, sedang ada
acara peringatan hari besar Islam di sekolahku. Dia tampil mengisi acara
hiburan. Aku terpesona. Kupandangi dengan rasa penasaranku. Tertutup, pemalu,
dan canggung itu kesan pertamaku tentangnya. Dia juga terlihat manis,
pribadinya tenang dan ‘tidak sombong’, semoga. Huuuuh.
Aku tak berpikir akan sejauh ini rasa
penasaran ini meraba pikiranku. Tapi nyatanya sungguh mati aku dibuatnya
penasaran. Anehnya, setelah hari itu, batang hidungnya sering tampak oleh
indera penglihatanku. Beberapa hari ini, perhatianku dicuri olehnya. Sampai
suatu ketika saat aku bersama Aya dan Rara sedang menyantap nikmatnya setiap
menit saat jam istirahat, rasa penasaran ini membuatku bertanya pada Aya,
“ay,
lo tau ga siapa anak itu? Dia yang kemarin tampil itu kan?”
“yang
mana? Yang pake kacamata ya? Nanti ya gue Tanya sama masboy gue bung!”
Duh, aku menyesal. Kenapa aku harus bertanya pada
Aya. Bakal jadi rusuh jika sampai masboynya Aya ikut nimbrung dalam masalah
rasa penasaranku. Daaan, kerusuhan itu benar terjadi.