Exclussive Experience-Tidak akan terulang lagi

Assalamu'alaikum.
Hello world.
Now I'm 17 years old.
I'd like to tell you about one of my biggest adventure of life.
I'm very gratefull of what I've got in my life right now.
okay, let me tell you.
     

Ini tentang pengalaman dalam menggapai cita, membanggakan orangtua, dan merangkai masa depan.

Setiap anak pasti punya mimpi. Dan setiap orangtua pasti bangga ketika anaknya meraih impiannya itu. Anak yang berilmu, berakhlak dan beradab adalah kebanggaan orangtua. Sekarang ini aku hanya mencoba membanggakan orangtuaku, specially my mother. Ibu bilang padaku kalau Ia mencari berkah rezeki untuk menyekolahkan kami setingi-tingginya. Sampai kami menjadi anak yang berguna untuk agama, bangsa dan negara, Ibu akan senantiasa mendoakan dan mengupayakan segala usaha. Untuk menggapai mimpi memang tidak semudah membalik telapak tangan. Tapi upaya ibu merawat kita hingga dewasa tidak ada bandingannya dengan apa yang kita alami selama mengais masa pendidikan. Ingatlah hasil yang baik hanya berasal dari usaha yang terbaik.

Semuanya berawal dari nol, dari yang terbawah, dan dari yang termudah. Awal mengecap pendidikan itu di Sekolah Dasar (SD). Nah, ketika masuk SD semuanya diurus oleh orangtua jadi kita gak punya beban apa-apa. Trus masuk SMP, sekolah menengah pertama, masih orangtua juga yang ngurusin walaupun, sedikitnya kita mencoba membantu apa yang bisa kita lakukan. Ketika hendak masuk ke Sekolah Menengah Atas (SMA), baru terasa kemandirian kita diuji. Namun tetap masih ada tangan orangtua dibelakang kita. Selama SMA, aku sudah merasa menemukan jati diri ku yah walaupun hanya 10% tapi setidaknya minat untuk menjadi remaja yang baik sudah ku tanamkan di jiwaku. Hingga sampai akhir masa SMA, aku mengecap asam pahit dan manisnya masa pendidikan. Usaha yang terus-menerus, minta do'a dan restu orangtua dan orang terdekat, ya, agar aku bisa menyelesaikan SMA ku. Saat itu, UN adalah tantangan nomor 1, dan lulus UN adalah harapan. Dan tak lama setelah sekian banyak ikhtiar dan tawakkal mengantarkan aku pada kebahagiaan awal di hidupku. Alhamdulillah. Keluar dari gerbang sekolah berarti aku siap membuka pintu gerbang perguruan tinggi. 

Dengan Bismillah, ku mulai upaya ku untuk dapat meraih apa yang aku ingin. Masuk ke universitas ternama di Provinsi tempat kelahiranku, Aceh, adalah tujuanku saat itu. Nah, ini baru petualangan besar dalam pendidikan ku. Aku benar-benar berharap dapat melanjutkan studi ku. Dimulai dari yang namanya Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) atau istilahnya undangan. Semua siswa berhak mengikuti seleksi ini, hanya bermodal rapor dan nilai akhir mereka dapat menaruh harapan disini. Begitu juga denganku dan teman-teman SMA yang lain. Namun, aku tidak sepenuhnya berharap lulus karna aku tidak yakin dengan asal sekolahku, dimana bukan merupakan sekolah favorit di Aceh. Dan nilaiku juga tidak begitu bagus, bahkan tidak masuk peringkat 3 besar sekolah. 

Lalu, aku memutuskan untuk mendaftar BidikMisi, beasiswa dari Kemenristekdikti RI yang sangat aku harapkan membantu perkuliahan. Memang, jika dilihat dari pekerjaan ibu, aku tidak sepatutnya mendaftar, tapi aku tidak ingin menyusahkan ibu, ada 4 orang anak yang menopang hidup pada seorang ibu. Lagipula, guruku berkata agar sebaiknya aku mendaftar, karena besar peluangnya jika dilihat dari segi yang lain selain pekerjaan. 

Nah, setelah mengikuti 2 pendaftaran ini, tidak ada putus-putusnya usaha untuk masuk kuliah. Dimulai dari ikut seleksi undangan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri, ikut seleksi Sekolah Tinggi Berikatan Dinas, ikut seleksi undangan Politeknik Negeri, ikut seleksi lokal Universitas Islam Negeri, ikut seleksi undangan Perguruan Tinggi Swasta, dan sampai akhirnya ikut Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). 

Banyak sekali tumpuan harapanku pada saat itu. Satu persatu pengumuman seleksi itu keluar, SNMPTN gagal, tes sekolah tinggi gagal juga, undangan politeknik dan universitas swasta juga gagal. Hanya 1 kunci yang baru aku pegang, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri di daerah tempat aku tinggal. Sempat hampir punah harapanku, sebagai seorang anak kampung yang berusaha berpendidikan lebih baik walau sedikit, namun aku gak menyerah. 

Masih ada dua tes lagi yang bisa aku ikuti, Seleksi Lokal UIN dan SBMPTN. Untuk keduanya, di dua minggu terakhir menuju hari H, aku langsung meningkatkan kapasitas dan waktu belajar. Tidak ada main-main sama sekali. Ikut bimbingan belajar, konsultasi pagi siang malam, belajar lebih keras dari UN, lebih teguh kukuh yakin dan bersemangat. Aku kuatkan dengan ibadah dan do'a juga dukungan orang sekitar. 

Sampai pada hari H SBMPTN aku lalui. Selang 4 hari kemudian, langsung menempuh seleksi UIN. Namun, miris sekali saat hari ujian UIN aku jatuh sakit dikarenakan kelelahan belajar. Tetapi aku tetap melaluinya. Risau muncul terus-terusan karena harapan belum tercapai. Sampai hari pengumuman tiba, luar biasa berkah dibulan Ramadhan, aku Lulus SBMPTN di Universitas yang aku inginkan. Sungguh bangganya anak kampung ini, padahal banyak anak diluar sana yang pintar dan berada (priviledge), pasti lebih beruntung masuk universitas favorit negara, dan lain sebagainya. Tapi bagiku, bisa kuliah saja sudah cukup membanggakan, apalagi di Universitas no.1 Provinsi, peringkat 50-an Nasional. ALHAMDULILLAH. Setelah itu, aku melihat pengumuman UIN ternyata gagal. Namun tetap bersyukur.

Begitulah cerita pengalaman berharga aku dalam perjuangan awal untuk dapat mengecap pendidikan S1 didalam negeri yang tidak sebanding dengan siswa siswi berprestasi kebanggan tanah air yang mampu mengharumkan nama bangsa. Semoga cerita ini aku lanjutkan sampai selesai menggapai cita-cita dan pendidikan lebih tinggi lagi. Syukur Alhamdulillah atas semua yang telah Allah berikan kepada kami.

Okay guys, that is my little adventure story. Life is an adventure. How nice is your adventure? How far have you had travel? Don't dream to "fly" if you won't effort to have the "wings". Don't dream to open a locked door if you won't try to find the key. Something effortless is nature, but to have nature you need to do some effort. Love it first, you'll got it.:)

Wassalam.

Postingan populer dari blog ini

Australia Awards Scholarship Application Experience!

Accepting, letting go, healed.

My memories of Him