In Love In 17th - PART 3 -

Sweet 17th!

        Senja mulai menampakkan diri, langit menjadi kemerah-merahan dan matahari perlahan terbenam. Suasana kota menjadi riyuh dengan nyanyian kendaraan yang lalu lalang terburu-buru yang kemudian tiba-tiba menghilang dan menjadi sangat sepi. Aku terhanyut akan damainya langit petang ini, dengan harapan esok senja akan datang lagi.“semoga besok langit cerah”, harapku dalam hati.Langit berkamuflase berganti layar hitam kelam dengan kemilau bintang-bintang dan cahaya terang bulan. Malam ini sungguh terasa begitu indah. Lamunanku didepan jendela terhenti oleh deringan handphone yang menusuk gendang telinga. Tertera nomor yang kuberi nama Mama di kontak ponselku.
“Halo ma, apa kabar?”
“baik sayang, gimana sekolahnya? Kapan ujian?”
“lancar ma, bulan depan kayaknya. Mama kesini dong?”
“oh belajar rajin ya nak. Aduh mama banyak kerjaan nanti aja deh kalo unge udah libur pulang kerumah ya nak”
“yahh mama gitu”
“gak bisa nge, mama harus bikin laporan kantor ini. Tante Er mana? Mama mau ngomong suruh angkat telponnya sebentar ya nge. Mama tutup dulu, belajar nak. Bye”
“iya ma, bye”.        
Mama memang selalu telpon mendadak dan kadang tak ada hal penting yang mau dibicarakan bersamaku. Yah selain kabar, belajar dan uang memang tak ada hal lain yang membuat aku dan mama saling menelpon. Aku tinggal di kota yang berbeda dengan ibuku. Sejak SD aku diajak tinggal bersama tante ku. Memang, tinggal dirumah sendiri lebih enak rasanya, tapi tante ku ini sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri, jadi tak terlalu berbeda rasanya. Saat masuk SMA, aku sempat berpikir akan pulang ke pangkuan orangtua ku, namun karena mereka akhirnya bercerai aku mundur. Tak kan enak rasanya jika aku harus memilih bersama siapa aku tinggal. Maka dari itu aku memilih tetap tinggal bersama tante ku, sekalian memperbanyak tali pertemanan dan memperkokoh kemandirian.        
Jarum jam sudah berkelana sampai ke angka 10, aku masih dengan segala jenis tugas sekolah yang menggunung. Mataku sudah terasa amat berat, pena yang ku genggam pun perlahan terjatuh dari genggaman ku. Kepalaku terangguk-angguk. Aku sudah tak kuasa lagi untuk berkutik. Seakan sudah terlena di alam mimpiku. Tapi ada saja yang mengganggu kedamaian hidup ini. Deringan handphone. Aku mencoba membuka mata dan sedikit mengintip, ku lihat layar handphone yang sudah menggoda rasa kesalku, “Siapa sih malam-malam sms”, gerutuku. Sebuah sms panjang lebar seperti scenario sinetron yang tak pernah habis episodenya, dari Aya. Sejenak aku tersenyum dan sedikit terharu, Aya ingat hari ulang tahun ku dan this is my sweet 17th. Tertera kata-kata puitis dan do'a dikirimkan Aya untukku. Tak lama setelahnya, aku mendapat beberapa sms yang beruntun masuk ke handphoneku. Ada dari kakakku, teman sekelas bahkan teman SMP-ku. Dan Rara yang tanggal kelahirannya sama denganku pun, mengirim ucapan untukku. Sontak aku pun membalas pesan Rara dengan segenap harapan dan do’a untuk Rara.        
Pagi ini sama sejuknya seperti hari kemarin, langitnya terasa lebih cerah dan burung-burung tetap bersahut-sahutan menyambut sejuknya pagi. Jalanan pun tetap dipenuhi dengan langkah kaki orang -orang dan kendaraan yang selalu memulai pagi dengan kedisiplinan. Hari ini, ku coba memulai hari dengan senyuman. Aku sedikit berpikir tak akan ada yang istimewa di hari ulangtahunku ini, sama seperti hari-hari biasanya. Aku tetap akan terus ceria dan bahagia. Aku sudah hampir siap untuk berangkat ke sekolah, ku kencangkan tali sepatuku dan melangkahkan kaki keluar pintu rumah.
        Sampai disekolah banyak teman yang memberi selamat untukku “happy birthday bungaa”, sapa mereka. Tak terkecuali teman yang tidak akan kulupakan, Ferdi.
“Pagi unge, happy sweet seventeen yaaa, be the best, semoga lulus UN daaan lo jadian deh sama dimas Hahaha” tutur Ferdi kepadaku.
“apaaa sih perde! Makasih yaa lo udah inget hari jadi gue, Aamin semoga kita lulus ya per Hehe,” jawabku.
“yayaya, eh udah diucapin belum?”
“Sama siapa?”
“ahh lo jangan pura pura bego deh, sama mas Dimas dong”
“dia kan ga kenal gue , gue juga ga kenal dia, tau apa cobak dianya!”
“ntar gue bilangin deh”
“jangan gila lo per, udah lo aja yang ngucapin gue seneng banget”
“ahh borah lu nge, udah deh ntar bakal gue jadiin seventeen lo itu bener bener sweet deh apalagi ada romansa falling love nya huhuyy”
“please deh per, alay banget lo”
“hahaha ngalay gue biar lo seneng unge, eh wait wait.....”
“ada apa, kelas gue udah sampe nih buruaan”
“nih buat lo nge
“aduh perde, lo ngapain sih repot repot”        
Ferdi memberikanku sebuah kado berbentuk kubus dengan bungkusan kertas kado yang lucu. Ku coba membuka tutupan kotak itu daaaan...
“Perdeeeeeeeeeeee! Sumpah lo nyebelin pake banget!”
“Hahahaha lucu kan nge, bagus ga?”        
Kecoaaa! Sumpah, binatang menjijikkan yang paling aku benci. Perde benar-benar teman paling aneh didunia. Tapi aku salut padanya, betapa setianya dia, rela mencari binatang ini demi menghadiahkannya untukku. AIHHH! Ferdi pergi meninggalkanku dengan tawa puas yang amat dalam. “Dasar aneh!”gerutuku. Dengan wajah kesal aku masuk kedalam kelas dan aku kaget, tidak ada seorang pun didalamnya. “Mungkin belum datang!” pikirku.
        Demi menghindari rasa bosan, aku mengambil HP dan membuka Facebook seluler. Ada 8 notification dan 4 inbox berisi ucapan Happy birthday dari teman dunia mayaku. Ku lihat salah satu notifikasi yang berisi : Malik wrote on your walls saying “Happy Birthday ya J” at 01.03 . AAAA! Betapa senangnya aku ditambah lagi, Malik orang pertama yang memberi ucapan itu. “OMG! Thanks God!”. Aku melompat-lompat kegirangan. It’s like aku dapat sesuatu yang sangat ku impikan. Tiba-tiba aku ingat sesuatu, “Oh ya Ampun! Hari ini kan ke lab bahasa, pantes gak ada orangnya aduhh kok gue bisa lupa!”. Dengan kecepatan penuh aku berlari menuju lab.

TO BE continue.. 

Postingan populer dari blog ini

Australia Awards Scholarship Application Experience!

Accepting, letting go, healed.

My memories of Him